Untuk meningkatkan koordinasi dan kerjasama antara stakeholder yang ada di Kota Metro, Dinas Kesehatan Kota Metro menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) dan Evaluasi dalam deteksi dini serta Respon Penyakit Kota Metro pada Semester 1 Tahun 2024, yang dilaksanakan di Hotel Grand Skuntum, Rabu (10/07/2024).
Sekretaris Dinas Kesehatan dr. Achmad Redho Akbar menuturkan bahwa kegiatan yang diikuti oleh 50 peserta tersebut terdiri dari berbagai instansi seperti Bappeda, Dinas Pendidikan, Kemenag, Camat, Kepala Puskesmas, dan Ketua Tim Penggerak PKK. Salah satu fokus utama dalam kegiatan ini adalah persiapan untuk Pelaksanaan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) yang akan dilaksanakan pada tanggal 23 Juli dengan fokus pada imunisasi dasar (ind)polio.
“Dengan fokus pada PIN pekan imunisasi nasional yang akan dilaksanakan tanggal 23 Juli imunisasi dasar PIN polio, maka diharapkan rapat yang dilaksanakan dapat mengevaluasi seluruh kegiatan yang sudah berjalan selama setahun. Sehingga nantinya PIN yang dilakukan ke depan akan terus bergerak bekerjasama dengan kecamatan dan pihak lainnya,” kata dr. Achmad Redho Akbar.
Pada paparannya, Ridho juga menjelaskan bahwa saat ini penyakit tidak menular seperti diabetes, hipertensi, jantung dan kanker menjadi penyakit yang mendominasi di Kota Metro.
Untuk itu, Kementerian Kesehatan telah berkomitmen untuk melakukan transformasi sistem kesehatan Indonesia pada 6 pilar transformasi penopang sistem kesehatan Indonesia yaitu transformasi Layanan Primer, Layanan Rujukan, Sistem Ketahanan Kesehatan, Sistem Pembiayaan Kesehatan, SDM Kesehatan, dan Teknologi.
Dalam implementasi Transformasi Kesehatan, indikator Kesehatan kinerja program bidang P2P Tahun 2022-2024 menjadi Persentase kabupaten/kota. Maka untuk percepatan pencapaian target indikator P2P perlu mengedepankan proses pemberdayaan masyarakat, Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular (P2PM).
“Dengan itu juga terdapat 3 indikator yang capaiannya masih rendah dan perlu percepatan yaitu cakupan penemuan dan pengobatan kasus TB (54%), persentase orang dengan risiko terinfeksi virus yg melemahkan sistem kekebalan tubuh manusia yg mendapatkan skrining HIV (42,5%) serta persentase kabupaten kota dengan insiden rate DBD kurang dr 10 per 100 ribu penduduk (45%), “tuturnya.
Sedangkan, untuk percepatan pencapaian target indikator program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) seperti Hipertensi, DM, Kanker serviks, kesehatan Jiwa, diperlukan inovasi-inovasi untuk menjangkau sasaran deteksi dini PTM.
Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Metro , Verawati melaporkan dasar pelaksanaan kegiatan yang diselenggarakan secara rutin setiap tahun antar Dinas Kesehatan, Lintas Eksternal stakeholder, lintas internal program maupun internal stakeholder adalah dokumen pelaksanaan anggaran dana alokasi khusus dan non fisik yaitu BOK (Bantuan Operasional kesehatan) tahun anggaran 2024.
“Kegiatan ini juga sekaligus untuk mengevaluasi kinerja dari lintas program teman-teman di Dinkes maupun di puskesmas. Kemudian evaluasi pelaksanaan deteksi dini serta respon penyakit Kota Metro, “ungkapnya.
Dia juga menilai perlu adanya optimalisasi yang dilakukan, sehingga perlu adanya peningkatan yang dilakukan setiap tahun untuk pencegahan dan pengendalian penyakit menular maupun tidak menular.
“Kita juga akan melakukan evaluasi terhadap capaian kinerja dari penyakit menular dan tidak menular di Kota Metro. Kemudian juga akan melakukan penguatan komitmen kita bersama untuk Menindaklanjuti terhadap preventif, responsif, penyakit dan deteksi dini di Kota Metro, “terangnya.
Terkait pelaksanaan PIN Polio, Verawati juga menjelaskan bahwa kegiatan yang akan dilaksanakan selama 2 pekan tersebut diperuntukan untuk anak-anak usia 0 sampai 7 tahun. (Yl/Sr)