Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi atau Kak Seto melakukan kunjungan edukasi pada Mata Kuliah Pengambilan Keputusan dan Analisis Kebijakan Pendidikan Mahasiswa Magister Administrasi Pendidikan FKIP Universitas Lampung (Unila) di Hotel Grand Skuntum Kota Metro, Minggu (4/6/2023)
Terlihat hadir Walikota Metro dr. H. Wahdi Siradjuddin, Sp.OG(K),M.H, ketua umum LPAI Kak Seto, Fasilitator Nasional Satuan Pendidikan Ramah Anak.
Dikatakan Ketua Umum Lembaga Perlindungan Anak Indonesia Seto Mulyadi, standar kompetensi yang diamanatkan oleh Kementerian Pendidikan Kompetensi Pedagogik, Kepribadian, Profesional, dan Sosial.
“Artinya Pedagogik berarti kita juga harus memahami kurikulumnya, memahami materinya, menguasai materinya, kemudian kepribadian berarti mempunyai mental baja tidak mudah baper, tidak mudah ngambek,” ujarnya.
Ia menuturkan, pengalamannya disaat menjadi guru TK pernah diludahi muridnya namun ia tetap tersenyum.
“Jangan ada dendam jangan ada benci kepada murid, harus betul-betul kekuatan cinta pengabdian yang tulus tidak berpamrih,” tutur Seto.
Kemudian Seto juga menyampaikan, kompetensi profesional yang berarti pendidik dengan segala kreatifitasnya.
“Jadi intinya untuk membuat suatu pemahaman yang kognitif harus disentuh efektif, sentuh perasaan senang maka sering dikatakan belajar yang efektif adalah belajar yang menyenangkan,” jelas ketua umum LPAI.
Hal senada dijelaskan Walikota Metro Wahdi Siradjuddin, tahun 2045 Indonesia adalah emas, dan 2037 Kota Metro Emas.
“Maka dalam visi misi RPJMD yang merupakan rapot saya dengan wakil Walikota Metro yang akan dipertanggung jawabkan di hadapan masyarakat dalam visinya terwujudnya Kota Metro Berpendidikan, Sehat, Sejahtera dan Berbudaya,” paparnya.
Menurut Wahdi Kota Metro harus berpendidikan, karena masuk pada akhir RPJPnya.
“Yaitu learning internalitation society atau budaya untuk belajar,” kata Walikota Metro.
Terlihat hadir tim Dosen pengampu FKIP Unila Riswandi dalam giat tersebut memaparkan, pihaknya melalui mata kuliah pengambilan keputusan dan analisis kebijakan pendidikan melakukan kunjungan edukasi.
“Seperti apa sesungguhnya proses pengambilan kebijakan-kebijakan terkait dengan pendidikan secara khusus di Kota Metro,” terangnya.
“Jadi isu-isu yang berkembang secara khusus di Kota Metro maka ini di angkat pada level untuk dijadikan sebagai kebijakan yang menaungi dunia pendidikan,” tambahnya.
Hal senada juga di ucapkan PJ Dosen pengampu mata kuliah pengambilan keputusan dan analisis kebijakan pendidikan Sowiyah, giat tersebut merupakan pertemuan dengan Walikota Metro dalam rangka perkuliahan tiga SKS
“Yang satu SKS itu adalah mahasiswa observasi atau kunjung ke lapangan, bagaimana kebijakan-kebijakan di daerah atau pemda, imbuhnya.
“Kalau ini berhasil, Kota berhasil adalah Kota dimana masyarakatnya sudah pintar, cerdas-cerdas bagaimana membangun syarat tanpa pamrih sehingga ini mempercepat pembangunan,” tutupnya. (bgs/yus)