Pelaksana Tugas (Plt.) Sekretaris Jenderal Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Tomsi Tohir menegaskan kepada seluruh Kepala Daerah yang wilayahnya mengalami kenaikan inflasi untuk terus memantau perkembangan harga hingga stabil. Hal ini disebabkan adanya beberapa kabupaten/kota yang berdekatan tetapi angka inflasinya berbeda.
“Kepada seluruh kepala daerah kabupaten tetangga, khususnya di wilayah Bone, Sumbawa Barat, hingga Lumajang, kami perlu melakukan evaluasi mendalam terkait kenaikan harga yang terjadi secara insidentil di beberapa daerah. Contohnya kabupaten tetangga seperti Banyuasin dan Palembang memiliki angka inflasi yang berbeda, hal ini mengindikasikan adanya faktor spesifik yang mempengaruhi daerah tertentu,” ucapnya pada saat Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi secara virtual yang diikuti oleh Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Metro, Senin (12/08/2024).
Dirinya juga mengajak seluruh kepala daerah untuk melakukan pemantauan harga secara intensif dan harian sehingga dapat mengidentifikasi penyebab kenaikan harga secara akurat, serta mengambil langkah-langkah strategis untuk mengendalikan inflasi dan melindungi daya beli masyarakat.
Tomsi juga menyoroti masalah fluktuasi harga bawang putih yang masih berada di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang telah ditetapkan yaitu 42.000 Rupiah/kg. Meskipun sudah menunjukkan tren penurunan. Beliau menyimpulkan bahwa dengan penegakan HET yang lebih tegas, harga bawang putih dapat dikembalikan ke level yang seharusnya yaitu 37.900 Rupiah.
Untuk komoditas minyak goreng diharapkan juga proses administrasinya bisa dipercepat demi menghindari oknum yang memanfaatkan kesempatan untuk menaikkan HET-nya.
Direktur Direktorat Statistik harga BPS Windhiarso Ponco memaparkan hasil tinjauan inflasi dan indeks perkembangan harga minggu ke-2 di bulan Agustus 2024 mengalami deflasi sebesar 1,29 persen dengan andil sebesar 0,32 persen terhadap deflasi di bulan Juli 2024.
“Beberapa komoditas yang andil dalam deflasi diantaranya adalah bawang merah, cabe merah, tomat, daging ayam ras, bawang putih dan telur ayam ras. Tentu kita terus melihat perkembangan komoditas ini di bulan Agustus manakala capaian inflasinya masih disumbang oleh kelompok harga bergejolak maupun komoditas lainnya,” paparnya.
Dirinya juga menjelaskan untuk komponen harga bergejolak yang mengalami deflasi secara umum disumbang oleh komponen tersebut dan mengalami deflasi berturut-turut mulai dari bulan April sampai bulan Juli sehingga komponen harga bergejolak beberapa jenis komoditas holtikultura.
“Melalui survei harga konsumen yang dipantau 150 kabupaten/kota di 6 komoditas ini sebagian besar di atas 120 kota mengalami deflasi baik bawang merah,cabai merah,tomat,daging ayam ras,bawang putih dan telur ayam ras. Jadi terlihat sekali bagaimana hampir seluruh kabupaten/kota terpantau mengalami deflasi pada 6 komoditas dan ini juga tercermin dari berbagai platform pemantauan harga yang juga dilakukan oleh beberapa Kementerian,Lembaga dan Pemerintah Daerah selalu kami sampaikan setiap minggu,” ungkapnya.
Adapun perkembangan harga rata rata nasional sampai minggu ke-2 bulan Agustus 2024 diantaranya cabai rawit mencapai 69.440 rupiah atau mengalami kenaikan sebesar 17,85 persen, kemudian harga beras mengalami kenaikan yaitu sebesar 0,13 persen, disusul minyak goreng naik 0,27 persen dan hanya harga cabai merah turun sebesar 2,82 persen. (tm/yus)