Walikota Metro Wahdi Siradjuddin didampingi Plt.Kepala Dinas PUTR Roby Kurniawan, Kepala Dinas Bappeda Kota Metro Anang Risgiyanto, menjadi Narasumber pada talkshow stasiun Saburai TV. Talkshow yang berlangsung di Guest House Rumah Dinas Walikota Metro, membahas tema Solusi Penangan Banjir di Kota Metro, Selasa (8/11/2022).
.
Bincang-bincang dengan Pemandu Acara Saburai TV Adi, Walikota Metro Wahdi memaparkan sejumlah kiat dalam mencari Solusi Penanganan Banjir di Kota Metro.
.
“Kota ini memang perkembangannya cukup cepat. Pembangunan serta pengembangan pada Kota Metro tidak dapat terhindari lagi, tetapi dalam hal ini, pembangunan serta pengembangan harus mengarah kepada pembangunan berwawasan lingkungan. Selain hal tersebut, dalam hal alih fungsi lahan juga harus ketat dalam pengawasannya, karena terdapat lahan – lahan pertanian yang tidak dapat di alih fungsi kan menjadi permukiman dan perumahan, seperti LP2B (lahan pertanian pangan berkelanjutan). Selain itu dalam hal pengembang perumahan, harus dapat menyediakan sumur resapan komunal, drainase serta ruang terbuka hijau,” terang Wahdi.
.
Lanjutnya, beberapa tempat permukiman lokasinya berada di bawah jaringan utama irigasi atau drainase, sehingga sesuai dengan sifat air akan mencari daerah yang lebih rendah. Terhadap daerah-daerah tersebut, akan kita lakukan rekayasa untuk mengurangi beban aliran drainase.
“Dengan begitu kami akan membagi saluran ke beberapa lokasi, sehingga air tidak menumpuk dalam waktu yang bersamaan di satu lokasi. Selain itu juga perlu dipikirkan untuk membuat kolam retensi (embung) sebagai wadah penampungan air. Terhadap jaringan drainase yang mengalami pendangkalan, dinas terkait sedang dan akan melakukan normalisasi atau pengangkatan sedimentasi. Solusi penangan ini, saya yakin dengan adanya rencana pembuatan jaringan drainase utama yang baru, akan berdampak untuk mengurangi beban jaringan drainase yang telah ada,” papar Wahdi.
.
Dalam penyampaiannya, Kepala Dinas Bappeda Anang, menyampaikan peran BAPPEDA dalam mekanisme perizinan dengan melihat kesesuaian pemanfaatan ruang yang mengacu pada RT/RW.
.
“Pembahasan Tim TKPRD (Tim Koordinasi Penataan Ruang Daerah) menghasilkan rekomendasi yang sesuai dengan peraturan yang berlaku, dimana rekomendasi tersebut harus dilakukan oleh pihak investor/pengembang,” jelasnya.
.
Lanjutnya, dalam normalisasi anak sungai sangat penting, yaitu dengan menertibkan bangunan dan mengembalikan fungsi lahan yang menjadi aset Pemkot, dibeberapa sisi drainase sebagai daerah penampung luapan banjir.
“Selain adanya penertiban bangunan pada DAS di Kota Metro, pembuangan sampah oleh masyarakat juga harus ditertibkan. Terkait dengan normalisasi, yang menjadi langkah utama segera harus dilakukan, mengingat sampah dan sedimentasi sudah mengurangi kapasitas drainase dan anak sungai,” paparnya.
.
Dalam tanggapan Plt Kadis PU, Roby Kurniawan, juga mengatakan bahwa Dinas PUTR Kota Metro sering berkoordinasi dengan Balai Besar Way Sekampung (BBWS), terkait pemeliharaan sungai yang melewati Sungai Metro, seperti pohon tumbang , pemukiman yang dekat dengan sungai, serta berkordinasi dengan Perkim terhadap permukiman yang dekat anak sungai. Berdasarkan undang undang , sungai- sungai yang melewati wilayah administratif Kota Metro seperti Way Sekampung, Way Bunut, dan Way Batanghari adalah aset yang dikelola oleh Balai Besar Way Sekampung (BBWS).
“Pemetaan Daerah rawan Banjir di Kota Metro juga sudah di lakukan bersama dengan BPBD Kota Metro. Sehingga pada akhir tahun ini rencananya akan dilaksanakan survey inventarisasi anak sungai di Kota Metro agar Dinas PUTR Kota Metro mendapatkan data terkini, dan dapat melakukan perencanaan,” jelasnya.
.
Di akhir penyampaiannya, Anang Kepala Dinas Bappeda Kota Metro mengajak masyarakat untuk dapat bersama sama mengendalikan banjir di Kota Metro. Banjir merupakan masalah yang membutuhkan komitmen semua pihak.
.
“Komitmen pemerintah dalam membangun infrastruktur yang berkualitas. Kemudian komitmen dunia usaha untuk memenuhi pemanfaatan ruang dan pengelolaan limbah yang ramah lingkungan. Juga yang tidak kalah penting, adanya komitmen masyarakat dalam berprilaku terhadap lingkungan, serta komitmen seluruh stakeholder untuk mendukung pembangunan berkelanjutan.
Pemerintah Kota Metro, sudah dan terus mengupayakan penanganan banjir. Kedepannya bukan hanya infrastruktur fisik saja yang diprioritaskan,” katanya.
.
Diakhir penyampaiannya, Anang juga menegaskan bahwa, edukasi kepada masyarakat serta pembentukan satgas pengerukan (drainase dan anak sungai) akan kami jadikan skenario untuk memelihara lingkungan sehingga dapat mencegah terjadinya banjir. (ins/bgs)