Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P3APP-KB) Kota Metro, Wahyuningsih membuka kegiatan Diklat dan Studi Banding Pendidikan Anak Merdeka, Bermutu dan Tanpa Kekerasan (PANUTAN) Menuju Satuan Pendidikan Ramah Anak untuk
Kepala Sekolah dan Guru Kabupaten Provinsi Lampung.
Acara yang berlangsung di Ballroom Hotel Grand Skuntum, diawali dengan sambutan Direktur Keluarga Peduli Pendidikan (KerLIP) Nurul Fitry Azizah. Dimana ia mengungkapkan bahwa KerLIP telah bekerjasama dengan dirjen guru dan tenaga kependidikan dari kemendikbud untuk mendukung program merdeka belajar yang terdiri dari guru penggerak, sekolah penggerak dan organisasi penggerak.
“Program Organisasi Penggerak (POP) merupakan program dimana kita sebagai organisasi masyarakat mendorong sekolah untuk melakukan perubahan berdasarkan praktik-praktik baik yang sudah dipunyai dan diimplementasikan oleh organisasi, ” ujarnya Minggu (19/03/2023).
Nurul Fitry Azizah menjelaskan bahwa dalam suatu program tidak akan bisa berjalan jika hanya mengunakan satu narasumber internal, sehingga perlu adanya narasumber dari pihak lain dan mengandeng beberapa fasilitator nasional SRA lainnya.
“KerLIP juga melalui kegiatan hari ini ingin mengenalkan konsep dan kebiasaan yang baik, dimulai dari SPAB kepada anak-anak bagaimana cara nya agar menjadikan keluarga nya menjadi keluarga tangguh bencana,” tandasnya.
Sementara itu, Walikota Metro yang diwakili oleh Kepala Dinas P3APP-KB Wahyuningsih, mengucapkan terimakasih, karena Kota Metro telah dijadikan tujuan dari kegiatan Diklat dan studi Banding pendidikan anak Merdeka, bermutu dan tanpa kekerasan menuju satuan pendidikan ramah anak untuk kepala sekolah dan guru Kabupaten Provinsi Lampung.
“Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga) dan sekolah anak-anak yang ada di SLB Insan Madani, merupakan kerja baru kita di dukung dengan tim yang hebat yaitu Bapak Gatot yang sangat mengsuport kami dalam memberikan perlindungan dan hak-hak anak yang ada di Kota Metro, “bebernya.
Selain itu, Wahyuningsih juga mengatakan bahwa DP3AP2KB dan Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga) Keluarga Harapan Utama (Gaharu) Metro yang diketuai oleh Sowiyah sebagai Ketua Yayasan dari Insan Madani merupakan tim yang sangat solid.
“Itu semua berkat kerjasama yang sangat baik sehingga Puspaga kota Metro dan Sekolah SLB Insan Madani berstandardrisasi. Hal itu berkat bimbingan dari ibu Sowiyah dan dukungan dari Walikota Metro beserta jajarannya untuk mengimplementasikan Kota Metro sebagai kota layak anak dan masuk dalam katagori Nindya pada tahun 2022, ” jelas Wahyuningsih.
Tambahnya, merdeka bermain dan belajar menjadi landasan dalam melaksanakan program pendidikan nasionalnya, seperti konsep guru penggerak, sekolah penggerak dan organisasi penggerak. Termasuk juga rencana pembangunan platfrom pendidikan nasional berupa program digitalisasi layanan pendidikan, penyusunan kurikulum, pedagogik dan penilaian, agar dapat membentuk peserta didik menjadi pelajaran pancasila yang diidamkan.
“Harapannya, satuan pendidikan yang ada dapat berkontribusi untuk mewujudkan hal tersebut melalui kolaborasi dengan semua pihak dengan konsep pentahelix, Dimana semua unsur termasuk pemerintah, akademisi, pelaku usaha, masyarakat dan komunitas saling bekerjasama untuk menghadapi tantangan, sehingga keinginan kita semua untuk bersama-sama meningkatkan kualitas hidup yang lebih baik dapat tercapai sesuai visi pembangunan nasional,” beber Wahyuningsih.
Pada kesempatan yang sama, Fasilitator Nasional SRA Sowiyah, membeberkan bahwa kegiatan bimtek yang diadakan untuk kepala sekolah dan guru dari Kabupaten Pesisir Barat yang diadakan di Kota Metro, sudah dilaksanakan selama 2 hari diikuti oleh 100 peserta.
Kegiatam ini diawali dengan melakukan kunjungan kesatuan pendidikan ramah anak yaitu SLB Insan Madani dan Puspagaharu yang telah terstandarisasi madiah dengan melihat lokasi dan situasi lingkungan yang ada.
“Kepala sekolah dan para guru melakukan studi banding untuk melihat langsung sekolah SLB Insan Madani, melalui komponen satu yaitu penerapan dalam kebijakan, bagaimana sistem pengajaran ramah anak, SDM, termasuk juga sistem pembelajaran yang dilakukan. Turut melihat dokumen-dokumen yang ada dan lingkungannya serta melihat partisipasi orang tua di SLB dan Puspaga, “kata Sowiyah.
Sebagai Fasilitator Nasional SRA di Kota Metro, Sowiyah merasa bangga, karena Kota Metro telah menyiapkan standarisasi untuk SLB atau satuan pendidikan ramah anak.
Sebelumnya, peserta diklat dan studi juga melakukan kunjungan ke Pasar Ganjar Agung Joyodiharjo (PARGOY) yang merupakan hasil inisiatif dari masyarakat bersama Karang Taruna dan forum anak.
“Saya sebagai penggerak dan sebagai pembina di sana serta penasehat, menilai Pargoy merupakan pasar yang sangat kreatif dan edukasi dengan menghadirkan permainan tradisional, UMKM, lomba azan dan hafiz serta akustik, “tuturnya. (Yl/Sr)
