Walikota Berharap Pasar Menjadi Ruang Display yang Indah dan Ramah Anak
Walikota Metro Wahdi didampingi Sekda ikuti Rapat Strategi Optimalisasi Pemanfaatan Barang Milik Daerah Pada Pusat Pertokoan Metro, Pasar Shopping,Pasar Tejo Agung, dan Pasar Sumbersari Bantul, yang berlangsung di Guest House Rumah Dinas Walikota, Rabu (12/10/2022).
.
Dalam kesempatan tersebut Asisten ll Yeri Ehwan memaparkan, pertemuan pada siang hari ini akan membahas terkait strategi optimalisasi pemanfaatan barang milik daerah pada pusat pertokoan metro, pasar shopping, pasar Tejo Agung, dan pasar Sumbersari Bantul dimana ketiga lokasi pasar tersebut sudah berjalan bahkan sudah berdiri sejak puluhan tahun lalu, namun jika di lihat dari pemanfaatan transaksi di tiga lokasi tersebut belum maksimal sehingga diharapkan melalui pertemuan ini akan ditemukan solusi.
.
Sementara itu Wahdi dalam arahannya berharap kedepan akan ada perubahan-perubahan pola pikir untuk dapat merubah Pusat Pertokoan Metro, Pasar Shopping, Pasar Tejo Agung, dan Pasar Sumbersari Bantul menjadi lebih rapih tidak acak kadul seperti saat ini. Pasar adalah display, tempat orang bertemu atau silaturahmi, tempat berwisata mata yang meskipun lokalnya kecil alangkah baiknya apabila diberikan spot dan fasilitas untuk pusat bermain anak-anak sehingga menciptakan rasa ingin berkunjung ke pasar.

.
“Mari bersama-sama bergandengan tangan untuk memberi sumbang fikiran memberikan konsep yang baik untuk kemajuan pasar, sehingga tidak di cap sebagai pasar kumuh tradisional melainkan pasar yang menyenangkan atau modern dimana dapat menjadi tempat untuk berkumpul, berbelanja dan bersilaturahmi. Menurut saya Kota Metro sudah sangat layak jika menciptakan pasar yang bersih, rapih, bermanfaat, menjadi pusat display, ” harapnya.
.
Pada kegiatan yang sama Pejabat Analis Kebijakan Bagian Pembangunan Paul juga memaparkan terkait monitoring evaluasi pembangunan dan strategi optimalisasi pemanfaatan barang milik daerah pada pusat pertokoan metro dengan memperhatikan kondisi bangunan yang sudah berdiri sejak tahun 1979 lalu, tentunya membutuhkan penilaian fungsi bangunan, serta membutuhkan pembiayaan untuk penerima manfaat.
.
Ia menambahkan, dalam strategi tersebut ada nilai-nilai usaha didalamnya, yang dapat ditularkan serta dikembangkan pada pusat pertokoan, pembelajaran terhadap dampak-dampak resistensi serta penolakan publik terkait kebijakan yang diberikan pemerintah terhadap masyarakat.
.
“Kami memiliki empat skenario yang dapat di lakukan yakni bangun guna serah, kerjasama pemanfaatan yang bekerjasama dengan badan usaha dengan tidak merubah sebagian besar bentuk bangunan, pengelolaan mandiri yang dilakukan oleh Dinas Perdagangan melalui Pemkot, serta swadaya penyewa,” paparnya. (bgs/nv/rd)


