Wali Kota Metro, dr. Wahdi, Sp.OG.,(K)Obginsos, MH, menjadi Narasumber pada Kuliah Dosen Tamu Nasional Mata Kuliah Kegawatdaruratan Kebidanan Prodi Sarjana Terapan Kebidanan Metro yang berlangsung di Aula Poltekkes Kebidanan Metro, Jumat (13/09/2024).
Dalam paparannya, Wahdi Siradjuddin menuturkan bahwa saat ini Pemerintah Kota Metro telah meluncurkan aplikasi digital “Maternal Early Warning Score-obstetri (mW) JAMA PAI” sebagai inovasi untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi (AKI dan AKB). mW JAMA PAI merupakan salah satu upaya terintegrasi oleh program Universal Health Coverage (UHC) dan program BPJS Kesehatan yang dilakukan Pemerintah Kota Metro untuk mencapai target SDGs 2030 yaitu di bawah 70/100.000.
“Berdasarkan data penyebab utama kematian ibu adalah hipertensi dalam kehamilan 32,4% dan perdarahan pasca persalinan 20.3%, dengan periode kematian terbanyak terjadi pada masa nifas 48 jam setelah lahir sebesar 61.6%, “terangnya.
Selain itu, hadirnya aplikasi “mW JAMA PAI” bertujuan untuk membantu tenaga kesehatan dalam mendeteksi dini perubahan kondisi pasien, khususnya ibu hamil, bersalin, dan nifas.

“Aplikasi ini mengadopsi sistem Early Warning System (EWS) yang telah terbukti efektif dalam membantu staf medis mengenali pasien yang kondisinya memburuk sedini mungkin, “ujar dr. Wahdi.
Hal tersebut dikarenakan aplikasi ini terintegrasi dengan berbagai fasilitas kesehatan di Kota Metro, termasuk program Kartu Metro Ceria dan Sistem Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak Kemenkes (PWS-KIA).
“Harapannya aplikasi yang diluncurkan ini dapat menjadi contoh dan membantu mempercepat response time saat terjadi rujukan, serta meningkatkan akses layanan kesehatan bagi ibu hamil dan bayi di Kota Metro serta membantu tenaga kesehatan dalam mendeteksi dini dan menanggulangi potensi kegawatdaruratan pada masa kehamilan, persalinan, dan pasca persalinan, “ungkapnya.
Dr. Wahdi juga menekankan pentingnya penerapan standar keselamatan pasien (SKP) dan protokol penanganan kegawatdaruratan obstetri (PONEK) dalam penggunaan aplikasi ini.

Sementara itu, Kepala Program Studi D4 STR, Ika Oktavia, menjelaskan bahwa Poltekkes Metro adalah satu dari 38 Poltekkes yang ada di seluruh Indonesia yang mengemban amanah untuk menjadikan dan menjalankan visi dan misi Kementerian Kesehatan.
“Visi Poltekkes yang baru adalah menjadi pusat pengembangan diri ilmu pengetahuan untuk meningkatkan tenaga kesehatan di bidang kesehatan otak dan stroke, berdaya sayang global serta berkarakter tahun 2039,” bebernya.
Ika juga menjelaskan alasan dipilihnya kesehatan otak dan stroke menjadi unggulan Poltekkes kesehatan metro, karena Poltekkes Metro memegang amanah dari Kementerian Kesehatan dimana setiap poltekkes harus memiliki sentral unggulan.
“Sentra unggulan poltekkes harus mengandung atau mengembang amanah menanggulangi masalah atau penyakit prioritas dan mendukung transformasi kesehatan yang ditetapkan di Kementerian Kesehatan. Salah satunya dari 13 program prioritas penyakit, kami memilih kesehatan otak dan stroke disesuaikan dengan kemampuan yang ada baik sarana dan prasarana maupun SDM yang ada di Kementerian Kesehatan, “ungkapnya.

Dirinya juga memaparkan bahwa untuk prodi Sarjana Praktek Kebidanan yang ada di Kota Metro saat ini memiliki 2 prodi yaitu Sarjana Terapan dan Prodi D3 kebidanan .
“Kami berharap, kami semua mendapatkan tambahan pengetahuan dan juga skill dan sarana-prasarana dari Bapak akan kami tunggu apa yang bisa kami laksanakan untuk membantu mengatasi dan juga menurunkan angka kematian ibu di Indonesia, “tuturnya. (Yl/Sr)


