Walikota Metro Wahdi Siradjuddin, menghadiri pembinaan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada Ternak Sapi, Kerbau, Kambing, Domba dan Babi. Kegiatan berlangsung di Tunas Karya Tani Ternak Purwoasri, Sabtu, 4/6/2022.
.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan Kota Metro, Hery Wiratno, melaporkan langkah-langkah antisipasi dalam mencegah masuknya penyakit PMK di Kota Metro.
.
“Langkah-langkah antisipasi seperti membentuk sat gas pencegahan dan pengendalian yang melibatkan Forkopimda, OPD terkait dan asosiasi. Membentuk tim respon cepat lingkup untuk melaksanakan KIE terhadap masyarakat pemilik ternak, kelompok ternak pelaku usaha menjual ternak melaksanakan deteksi dini PMK dengan melakukan surveilans dan penelusuran. Apabila terjadi laporan gejala yang mengarah pada PMK, serta melaksanakan desinfeksi lingkungan pasar hewan dan tempat-tempat penjualan ternak,” jelasnya.

Selanjutnya, langkah yang dilakukan KIE tentang PMK kepada masyarakat peternak, kelompok ternak pelaku usaha dan stakeholder terkait oleh tim respon cepat DKP3 Kota Metro. Sampai hari ini sudah dilakukan di 25 kelompok ternak dan masyarakat peternak di Kota Metro dengan jumlah peserta sebanyak 375 orang.
.
Tak hanya itu, pengawasan terhadap lalu lintas ternak dengan tidak menerima ternak dari daerah wabah dan memberlakukan karantina, atau pengawasan selama 14 hari terhadap ternak yang akan dilalui lintaskan ke luar wilayah Metro. Serta surveilans dengan pengambilan sampel sebanyak 20 ekor kambing dan sapi dari wilayah Kota Metro, untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium dengan menggunakan metode PCR di balai veteriner Lampung diperoleh hasil negatif PMK.
.
Lebih lanjut, sebagai informasi bahwa di wilayah Kota Metro memiliki populasi ternak yang rentang terhadap PMK sebanyak 25.043 ekor, dengan rincian sebagai berikut sapi 8.976 ekor sapi perah, 79 ekor kerbau, 243 ekor kambing potong, 11.518 ekor kambing perah, 599 ekor domba, 3.608 ekor babi 11 ekor.

“Harapan kami dengan adanya pembinaan pencegahan dan pengendalian PMK di Kota Metro, dapat menghindari risiko masuknya PMK di wilayah Kota Metro. Untuk itu kami mohon dukungan dari semua pihak yang terkait untuk berpartisipasi dalam upaya pencegahan menularnya PMK di kota Metro,” papar Hery.
.
Walikota Metro Wahdi, memberikan apresiasi dan berharap dengan dilakukan kegiatan tersebut dapat meningkatkan pengetahuan dalam pencegahan penyakit PMK.
.
“Kami menyambut baik penyelenggaraan kegiatan ini dengan harapan dapat meningkatkan pengetahuan para peserta pencegahan dan pengendalian penyakit mulut dan kuku PMK pada ternak sapi, kerbau, kambing dan domba, babi,” ucapnya.
.
Penyakit mulut dan kuku PMK merupakan penyakit hewan menular strategis PHMS, yang bersifat akut dengan morbiditas angka kesakitan yang tinggi. Meskipun tidak membahayakan manusia atau non zoonosis, akan tetapi penularan penyakit ini terhadap ternak lain sangat cepat sehingga menimbulkan kerugian ekonomi yang besar.
.
“Indonesia telah lama bebas dari PMK artinya tidak ditemukan PMK di wilayah Indonesia sejak tahun 1986 akan tetapi diawali bulan Mei Tahun 2022 ini terjadi laporan kasus penyakit dengan gejala PMK dan telah terkonfirmasi positif PMK di provinsi Jawa Timur dan Aceh. Kemudian dalam waktu hampir 2 bulan semakin meluas ke wilayah Indonesia yang lain dan hingga saat ini sudah ada di 17 provinsi yang terkonfirmasi positif PMK,” jelas Wahdi.
.
Lanjutnya, Provinsi Lampung merupakan wilayah yang tertular PMK antara lain di Kabupaten Tulang Bawang, Tulang Bawang Barat, Mesuji dan Lampung Timur. Penyakit ini disebabkan oleh virus dan menimbulkan gejala luka lepuh pada rongga mulut dan juga kukus sehingga menurunkan produksi ternak. Ternak yang mengidap PMK akan mengalami kesulitan makan karena luka lepuh dalam mulut kesulitan berdiri luka pada kuku dan juga dapat menurunkan produksi susu apabila menyerang pada kambing, sehingga menimbulkan kerugian ekonomi yang besar akibat susut bobot tubuh serta penurunan produksi susu.

Dalam hal ini, peran masyarakat dalam mencegah dan mengendalikan PMK ini sangat diperlukan. Adapun peran aktif masyarakat dalam menekan penyebaran PMK dapat dilakukan dengan tindakan-tindakan antisipasi antara lain, dengan menjaga sanitasi dan biosecurity area kandang. Melakukan desinfeksi terhadap peralatan kandang, pakaian serta alat transportasi untuk mengangkut ternak serta, meningkatkan daya tahan tubuh ternak dengan pemberian pakan yang baik, pemberian vitamin dan obat cacing secara rutin, serta menghindari pengiriman dan penerimaan ternak dari daerah yang sudah tertular PMK.
.
“Saat ini upaya pencegahan dan pengendalian PMK yang telah dilakukan Pemerintah Kota Metro, yaitu dengan melaksanakan KIE kepada masyarakat memperketat pengawasan terhadap lalu lintas ternak melakukan pemeriksaan dan investigasi terhadap laporan ternak yang sakit, serta desinfeksi di tempat-tempat penjualan dan penampungan ternak. Sampai hari ini belum ada laporan PMK yang terjadi di kota Metro tentu hal ini tidak terlepas dari pesan aktif masyarakat dalam upaya pencegahan menularnya PMK di Kota Metro,” katanya (ag/la)


