Dalam memperingati Hari Jadi Kota Metro yang ke-85, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah, melakukan kegiatan Ngopi (Ngobrol Seputar Literasi), dilaksanakan di Gedung Sesat Kota Metro.
.
Sabtu,11/06/2022, Kegiatan Ngopi kali ini bertemakan Identitas (Branding) dan Masa Depan Kota Metro. Dalam hal ini, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah bersama Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata Tri Hendriyanto dan juga Kepala Bappeda di wakilkan oleh Ika menjadi narasumber.
.
Ahmad Gufron dari Komunitas Metro bergeliat menjelaskan bahwa City branding atau branding kota secara sederhana dapat dikatakan sebagai istilah atau slogan kota yang menjadi ciri khas kota tersebut. Strategi ini digunakan sebagai alat pemasaran kota agar semakin memiliki kedudukan strategis di mata nasional maupun dunia. Sebutan itulah yang mengangkat target pemasaran kota.
“Masyarakat Kota Metro telah siap untuk city branding. Berbicara tentang City branding ini juga merupakan mimpi-mimpi panjang masyarakat Kota Metro. Dengan dikenalnya Kota Metro oleh masyarakat luar, ini juga bisa di manfaatkan oleh masyarakat lokal, sebagai peningkatan ekonomi kreatif,” menurut Gufron.
.
Ika selaku perwakilan Bappeda juga menjelaskan, bahwa City Branding bukan hanya sekedar Identitas sebuah Kota, tidak hanya sebuah logo ataupun desain grafis, tetapi juga digunakan sebagai strategi pemasaran Kota.
“Dengan city branding strategi pemasaran Kota itu sendiri bisa meningkatkan pergerakan ekonomi kreatif yang ada di Kota Metro, baik dari pariwisata ataupun sosial budaya,” jelasnya.
.
Lanjutnya, seperti halnya brand pada iklan-iklan produk komersil, branding kota juga dapat dikatakan sebagai upaya mengiklankan kota dengan brand khas. Selain untuk mengangkat aktivitas warga kota, brand ini juga sebagai pembeda dengan kota lainnya. Istilah atau penamaan brand pun harus sesuai strategi pasar yang telah direncanakan.
.
Tidak hanya itu, Ika juga menjelaskan bahwa setiap kota di Indonesia memiliki kanekaragaman budaya dan tradisi yang dapat menghipnotis para masyarakat atau wisatawan. Agar semakin mengenalkan pariwisata Indonesia, maka digunakanlah istilah city branding.
.
Menurut, Tri Hendriyanto dalam mewujudkan cita-cita suatu Kota jangan pernah melupakan potensi potensi yang ada di daerah kita.
.
“Kita harus menyampaikan ke masyarakat Kota Metro, bahwa pengimplementasian city branding harus di mulai dari landasan dasar terlebih dahulu, yaitu sejarah Kota kita,” ungkapnya.
.
Lanjutnya, Kita harus mulai semuanya dari landasan dasar yaitu sejarah Kota kita, memang benar jika city branding sangatlah bermanfaat untuk membangun identitas dan kemajuan kota. Kemajuan kota dan masyarakatnya merupakan tujuan dari pembangunan, sudah selayaknya suatu kota memiliki brand agar dapat dikenal dan dikunjungi. Tetapi kita perlu menjelaskan istilah city branding ke masyarakat dengan bahasa kita sendiri.
.
“Seharusnya kita bangga dengan bahasa sehari hari yang kita pakai, banyak istilah yang di pakai saat ini, tetapi masyarakat terkadang tidak paham dengan bahasa seperti itu, bahasa yang lebih sederhana lebih mudah di pahami masyarakat,” paparnya.
.
Dalam penjelasannya Hendri juga mengatakan bahwa masyarakat di Kota Metro itu Hitrogen, sebab semua daerah rata rata ada di Kota Metro. (Ins/Gt)
