Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia,Tito Karnavian, mengumumkan bahwa ia siap melakukan pergantian pejabat pemangku kebijakan di daerah yang tidak mampu mengendalikan inflasi. Pernyataan tersebut disampaikannya dalam Rapat Rutin Pengendalian Inflasi yang dilakukan secara virtual, Senin (28/08/2023).
“Saya juga pernah sampaikan jangan sampai 3 kali inflasi berturut turut inflasi di atas angka rata rata nasional kita tidak akan segan segan pejabatnya akan kita ganti dari pemerintah pusat, untuk yang pejabat definitif kalau nanti mengajukan nama pejabat inflasinya tak pernah terkendali kita akan pilihkan dari yang lain,” tegasnya.
Tito juga menjelaskan, dari data yang ada di beberapa minggu lalu, ada daerah yang sudah mencapai angka deflasi yaitu Kabupaten Kepulauan Morotai, Maluku Utara dan Kota Tomohon di Sulawesi Utara.
Beliau juga menyampaikan ada beberapa catatan penting yang menjadi perhatian dalam inflasi ini, seperti situasi nasional umum, daerah dan beberapa komoditas yang berperan andil dalam kenaikan dan penurunan harga setelah dilakukan intervensi otoritas pemerintah pusat.
Plt. Kepala BPS Pusat, Amalia Adiningar Widyasanti memaparkan ada 10 kabupaten kota yang mengalami kenaikan Indeks Perkembangan Harga (IPH) tertinggi tetapi lebih rendah dibandingkan minggu lalu.
“Ada beberapa kota yang mengalami perubahan IPH sampai 4 persen, yang tertinggi ada di Kabupaten Sumba Tengah, Nusa Tenggara Timur sebesar 2,31 persen, kedua Kabupaten Keerom, Provinsi Papua sebesar 1,82 persen, kemudian Kabupaten Muna Barat, Sulawesi Tenggara dan juga Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah serta di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat,” paparnya.
Dirinya juga menyampaikan bahwa ada 10 komoditas pemberi andil utama terhadap kenaikan ataupun penurunan IPH dan yang menjadi perhatian yaitu komoditas cabe rawit yang masih menjadi penyumbang utama kenaikan di 51 kabupaten/kota dan cabe merah mengalami kenaikan IPH di 39 kabupaten/kota di Minggu ke 4 bulan Agustus ini.
Untuk komoditas beras, sudah mulai terlihat tanda sebagai penyumbang utama kenaikan IPH di 33 kabupaten/kota, namun demikian ada catatan positif yang mengalami penurunan dan tidak lagi menjadi pemberi andil utama kenaikan iph adalah daging ayam dan telur ayam ras, yang artinya di lapangan sudah sangat terkendali serta mengalami penurunan.
Terlihat bahwa di bulan Agustus kenaikan secara bertahap tetapi kemudian relatif stagnan namun masih relatif tinggi, di wilayah sumatera berada di kisaran 20 ribu rupiah sedangkan di wilayah papua mencapai 80 ribu rupiah.

Untuk cabe merah pada wilayah Jawa, Sumatera dan Sulawesi harga berada di kisaran 30 ribu rupiah, di wilayah Bali dan Nusa Tenggara di kisaran 40 ribu rupiah di Kalimantan dan Maluku di kisaran 50 ribu rupiah dan di wilayah Papua mencapai 70 ribu rupiah.
Amalia juga mewaspadai adanya kecenderungan di akhir tahun pada umumnya harga beras relatif lebih tinggi dibandingkan dengan bulan lalu karena 85 kota mengalami inflasi beras dan 5 kota mengalami deflasi.
Tito Karnavian mengingatkan kepada Perum Bulog bahwa Presiden RI telah memerintahkan untuk memperkuat cadangan beras sebanyak 2 juta ton, terutama di puncak El Nino yang terjadi pada bulan Agustus hingga Desember, serta mencari peluang dari menyerap hasil produksi dalam negeri dan impor beras.
Epi Sulandari selaku Kepala Divisi Perencanaan Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog meyampaikan kondisi pasar dunia mengalami penurunan stok dan harga sudah terlihat meningkat.

“Dan kami juga sudah beberapa kali melakukan lelang importir, dari kuota 2 juta ton kita sudah mendapatkan sekitar 1,6 juta ton kontrak yang sebagian masuk dan sisanya kita lelang lagi untuk memperkuat stok,” ujarnya.
Beliau juga mengatakan, Perum Bulog sudah mengupayakan penyerapan produksi dalam negeri sebesar-besarnya sehingga memperkuat intervensi pemerintah. (tm/yus)


