Pemerintah Kota Metro, melalui Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (KP3), menunjukkan komitmennya dalam menghadapi tantangan perubahan iklim yang semakin nyata. Hal ini dibuktikan dengan partisipasi aktif dalam webinar mitigasi risiko gagal panen yang diselenggarakan oleh PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) bekerja sama dengan Kementerian Pertanian, Kamis (12/6/2025).
Webinar yang bertajuk “Peran AUTP dalam Mitigasi Risiko Panen Akibat Perubahan Iklim” ini diikuti oleh sejumlah pejabat Dinas KP3 Kota Metro, Kepala Bidang Ketahanan Pangan, Pipi Puspita, dan Analis Ketahanan Pangan, Asih S. Uly D., beserta jajarannya di Ruang Kerja Kepala Dinas DKP3 Kota Metro.
Acara yang dihadiri oleh dua narasumber terkemuka yaitu Ibrahim K. Rohman dari IFG Programs memaparkan dampak Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) secara makroekonomi, dan Dr. drh. Purwanta, M.Kes, Direktur Pembiayaan Pertanian yang menjelaskan strategi mitigasi risiko usaha tani padi melalui AUTP.

Kegiatan ini menjadi sorotan penting karena menggarisbawahi peran krusial AUTP dalam menjaga ketahanan pangan nasional yang diluncurkan Kementerian Pertanian sejak 2015 hingga 2024 dengan memberikan subsidi premi sebesar 80% (Rp 144.000,- dari total premi Rp 180.000,- per hektar), dengan sisanya ditanggung swadaya petani dan pemerintah daerah.
Direktur Utama PT Jasindo, Andy Samuel, menekankan pentingnya AUTP sebagai strategi mitigasi risiko pertanian di tengah perubahan iklim mengungkapkan bahwa Program ini bukan hanya melindungi petani dari gagal panen, tetapi juga menjaga ketahanan pangan nasional.
Ia memaparkan keberhasilan AUTP sejak peluncurannya sejak 2015, AUTP telah melindungi lebih dari 9,1 juta petani di seluruh Indonesia dengan cakupan lahan mencapai 5,8 juta hektare. “Total klaim yang telah dibayarkan mencapai Rp 771 miliar,” ungkap Andy dengan bangga.
Andy menyebut pencapaian tersebut sebagai bukti nyata kehadiran negara untuk membantu petani dan sejalan dengan program Asta Cita Presiden Prabowo dalam mendukung sektor pertanian.
“Tantangan global berupa perubahan iklim yang meningkatkan risiko bencana seperti banjir, kekeringan, dan badai ekstrem semakin mengancam sektor pertanian. Untuk itu kita membutuhkan transformasi digital dalam sistem informasi asuransi pertanian, “ujarnya saat memberikan paparan secara virtual.
Dirinya juga mengungkapkan bahwa PT Jasindo telah mengembangkan teknologi geospasial, geotagging, dan remote sensing bersama Badan Riset dan Inovasi Nasional yang saat ini sedang diuji coba di beberapa wilayah di Indonesia.
“Kami berharap webinar ini meningkatkan partisipasi petani dalam AUTP dan memperkuat sinergi antar pemangku kepentingan dan terbuka untuk masukan dan evaluasi demi meningkatkan mutu layanan dan efektivitas program ini,” tutup Andy.
IFG Programs, Ibrahim K. Rohman, menjelaskan manfaat AUTP yang mampu mengurangi beban fiskal daerah saat bencana, karena pemerintah tidak perlu mengeluarkan dana darurat atau bansos secara tak terencana.
“AUTP menjaga stabilitas produksi dan ketahanan pangan. Dengan AUTP, petani tetap berproduksi meski menghadapi cuaca ekstrem, sehingga pasokan pangan terjaga dan inflasi pangan terkendali, ” jelasnya.
Lebih lanjut, Ibrahim menjelaskan bahwa AUTP juga dapat mendorong inklusi keuangan dan kesejahteraan petani peserta AUTP agar lebih mudah mengakses kredit pertanian, teknologi, dan program bantuan produktif lainnya,” tuturnya.
Sementara itu, Direktur Pembiayaan Pertanian, Dr. drh. Purwanta, M.Kes yang juga hadir sebagai narasumber menjelaskan bahwa dasar hukum AUTP dan peran pemerintah adalah Undang-Undang No. 19 Tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pembiayaan Petani sebagai landasan hukum program asuransi pertanian. “Pemerintah pusat dan daerah berkewajiban melindungi usaha tani melalui asuransi pertanian,” tegas Purwanta.
Tak hanya itu, Purwanta juga menjelaskan bahwa meskipun pemerintah pusat memberikan subsidi premi 80% hingga 2024, namun di tahun 2025 subsidi tersebut sudah tidak lagi tersedia sehingga harapannya pemerintah daerah dapat berkontribusi untuk membayarkan premi asuransi bagi petani di daerah masing-masing untuk memastikan keberlanjutan dan optimalisasi program AUTP.
Menanggapi paparan tersebut, Analis Ketahanan Pangan Kota Metro, Asih S. Uly D, mengungkapkan jika DKP3 telah mengupayakan hal tersebut dengan mensosialisasikan dan mendorong petani untuk mendaftar AUTP. “Dinas telah melakukan sosialisasi dan mendorong petani untuk mendaftar AUTP secara swadaya,” ungkapnya.
Ke depan, harapannya dengan adanya program AUTP semakin banyak petani yang terlindungi sehingga ketahanan pangan nasional dapat terjaga dengan lebih optimal di tengah perubahan iklim yang semakin tidak menentu. (Yl/Sr)


