Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Lampung bersama Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) dan Bank Eka Bumi Artha Kota Metro menggelar kegiatan sosialisasi literasi dan inklusi keuangan serta pembukaan rekening saham bagi mahasiswa yang merupakan bagian dari upaya memperluas akses layanan keuangan formal bagi generasi muda, berlangsung di Aula Pemkot setempat, Jumat (21/11/2025).
Deputi Direktur Pengawasan Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen serta Learning Management System (PEPK dan LMS) OJK Provinsi Lampung, Ety Elyati, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan komitmen bersama mendukung percepatan akses keuangan daerah serta implementasi program inklusi keuangan nasional.
“Mahasiswa sebagai generasi muda adalah motor penggerak ekonomi masa depan, penguatan literasi keuangan sangat penting mengingat dinamika ekonomi digital yang semakin cepat dan selaras dengan program tematik TPAKD Nasional tahun 2025 yaitu akselerasi pemanfaatan produk dan layanan industri keuangan pasar modal,” ujarnya.

Ia menegaskan bahwa pemahaman yang baik tentang layanan perbankan digital, dompet elektronik, hingga instrumen investasi akan membantu mahasiswa membuat keputusan keuangan yang bijak dan bertanggung jawab.
Menurutnya, kegiatan ini merupakan hasil sinergi antara TPAKD Kota Metro, OJK Provinsi Lampung, perguruan tinggi, Bursa Efek Indonesia, serta seluruh mitra strategis. Kolaborasi ini menjadi langkah nyata dalam memperluas pemahaman mengenai investasi yang aman bagi mahasiswa.
Berdasarkan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan 2025, kelompok usia 18–25 tahun mencatat indeks literasi keuangan sebesar 73,22 persen, dan indeks inklusi keuangan mencapai 89,95 persen.
Data ini menunjukkan bahwa mahasiswa memiliki potensi besar untuk memanfaatkan layanan keuangan formal, termasuk pasar modal. Ditinjau dari jenis kelamin, indeks literasi keuangan laki-laki tercatat 67,32 persen, sedikit lebih tinggi dibanding perempuan yaitu 65,58 persen, sementara indeks inklusi relatif setara pada kisaran 80 persen.
Dari sisi tingkat pendidikan, kelompok mahasiswa perguruan tinggi mencatat indeks literasi tertinggi dengan 90,63 persen serta indeks inklusi 99,10 persen. Namun, sektor pasar modal masih menunjukkan tingkat literasi dan inklusi rendah yakni 17,78 persen dan 1,34 persen, sehingga menjadi perhatian OJK untuk terus melakukan edukasi.

Ety menambahkan, OJK bersama TPAKD dan mitra strategis terus melaksanakan edukasi untuk memastikan masyarakat Kota Metro memiliki keterampilan keuangan yang memadai, mampu mengambil keputusan dengan tepat, mandiri secara ekonomi, dan siap menghadapi risiko keuangan.
Sementara itu, Wali Kota Metro, Bambang Iman Santoso menyampaikan apresiasi atas terlaksananya kegiatan tersebut. Ia menegaskan bahwa literasi keuangan bukan hanya mengenai menabung, tetapi juga kemampuan mengelola uang, berinvestasi dengan bijak, serta memahami risiko keuangan.
“Pembukaan rekening saham bagi mahasiswa ini adalah langkah awal untuk belajar dan berpartisipasi dalam dunia investasi yang sehat dan terukur,” ungkapnya.

Wali kota juga menekankan bahwa mahasiswa memiliki peran penting dalam pembangunan daerah dan bangsa. Karena itu, penguasaan pengetahuan keuangan menjadi kebutuhan besar di era globalisasi dan perkembangan teknologi. Ia berharap mahasiswa tidak hanya memahami konsep dasar, namun juga berani mengambil langkah dalam berinvestasi secara bijak.
Dalam kesempatan tersebut, ia menambahkan bahwa edukasi keuangan sebenarnya telah diajarkan sejak dini melalui berbagai program perbankan, mulai dari jenjang PAUD hingga sekolah dasar. Menurutnya, hal ini menjadi fondasi penting bagi generasi muda untuk memahami pengelolaan keuangan lebih lanjut, termasuk di pasar modal. (tm/ygy)


